Setting Panggung Cerita: Cara Jitu Pakai Past Continuous (Plus Kisah Gempa!)
Hai teman-teman, para sutradara cerita! Pernah nggak sih kamu mau cerita kejadian seru, misalnya, "Aku lagi jalan santai, tiba-tiba ada kucing jatuh dari pohon!" tapi pas diucapkan dalam Bahasa Inggris jadi kaku? "I walked. A cat fell." Rasanya datar, kan? Tidak ada dramanya, tidak ada ketegangannya. Momen "tiba-tiba"-nya jadi kurang nendang.
Nah, hari ini kita bakal bahas tentang "bumbu penyedap" dalam cerita masa lalu, yaitu Past Continuous Tense. Kalau di artikel sebelumnya kita sudah jadi pencerita dengan Past Simple, sekarang kita akan belajar jadi sutradara yang andal! Tenses ini berfungsi untuk "mengeset panggung", memberikan latar belakang, dan membangun atmosfer sebelum aksi utama terjadi. Trust me, setelah menguasai tenses ini, cerita-ceritamu akan terdengar jauh lebih profesional dan sinematik. Yuk, kita mulai syuting!
Jadi, Apa Sebenarnya Past Continuous Itu? Si Sutradara Latar Belakang
Mari kita pakai analogi film. Kalau Past Simple itu adalah adegan aksi utamanya (main action)—misalnya, "Jagoannya menendang pintu hingga terbuka"—maka Past Continuous adalah semua hal yang terjadi di sekelilingnya untuk membangun suasana. Contohnya: "Saat itu, hujan sedang turun dengan deras, alarm sedang berbunyi di mana-mana, dan orang-orang sedang berlarian panik... ketika si jagoan menendang pintu."
Keren, kan? Past Continuous memberikan "setting panggung" yang membuat aksi utama (Past Simple) terasa jauh lebih dramatis. Fungsi utamanya adalah melukiskan latar belakang sebuah cerita.
Fungsi #1: Aksi yang Sedang Berlangsung di Waktu Spesifik di Masa Lalu
Fungsi paling dasar dari Past Continuous adalah untuk menyatakan sebuah aksi yang sedang dalam proses (belum selesai) pada satu titik waktu yang spesifik di masa lampau.
- Yesterday at 9 PM, I was watching a horror movie. (Kemarin jam 9 malam, aku sedang nonton film horor). Artinya, proses nontonku sudah dimulai sebelum jam 9 dan mungkin masih berlanjut setelah jam 9. Jam 9 malam itu adalah "snapshot" di tengah-tengah aksi nontonku.
- What were you doing at noon yesterday? (Apa yang sedang kamu lakukan jam 12 siang kemarin?)
- She couldn't answer the phone because she was taking a shower. (Dia tidak bisa angkat telepon karena dia sedang mandi pada saat itu).
Fungsi ini menekankan durasi dan proses pada satu momen spesifik di masa lalu.
Fungsi #2: Setting Panggung untuk Aksi Lain (The Interruption)
Ini adalah penggunaan yang paling umum dan paling penting! Kita menggunakan Past Continuous untuk aksi panjang yang menjadi latar belakang, yang kemudian "diinterupsi" atau dipotong oleh sebuah aksi pendek (Past Simple).
Di sinilah duo maut when dan while beraksi:
- WHEN (ketika) + Aksi Pendek (Past Simple): `When` biasanya diikuti oleh aksi yang menginterupsi.
Contoh: I was sleeping soundly when my alarm rang. (Aksi panjang: sedang tidur. Aksi pendek yang memotong: alarm berbunyi). - WHILE (sementara) + Aksi Panjang (Past Continuous): `While` hampir selalu diikuti oleh aksi yang sedang berlangsung.
Contoh: My alarm rang while I was sleeping. (Struktur kalimatnya dibalik, tapi maknanya sama).
Fungsi #3: Dua Aksi Latar yang Berlangsung Bersamaan
Kamu juga bisa menggunakan Past Continuous untuk menggambarkan dua (atau lebih) aksi panjang yang terjadi secara paralel atau bersamaan di masa lalu. Di sini, `while` adalah jagoannya.
- While I was washing the dishes, my brother was playing video games. (Aku sedang mencuci piring, dan pada saat yang bersamaan, adikku sedang main game).
- My father was reading the newspaper while my mother was cooking breakfast. (Dua aktivitas yang terjadi bersamaan di pagi hari).
Resep Wajib Si Sutradara Latar
Resepnya mirip dengan Present Continuous, tapi "To Be"-nya kita ubah ke bentuk lampau: was / were.
Subjek | Rumus | Contoh Kalimat |
---|---|---|
I / He / She / It | Subjek + was + Verb-ing | She was crying when I arrived. |
You / We / They | Subjek + were + Verb-ing | They were studying last night. |
Untuk kalimat negatif, tambahkan 'not' (was not / were not). Untuk bertanya, pindahkan 'was/were' ke depan (Was she crying? / Were they studying?).
Duel Klasik: Past Continuous vs. Past Simple
Memahami perbedaan keduanya adalah kunci untuk menjadi pencerita yang hebat. Mari kita adu mereka sekali lagi.
Aspek | Past Continuous (Si Latar) | Past Simple (Si Aktor Utama) |
---|---|---|
Sifat Aksi | Aksi panjang, sedang berlangsung, belum selesai pada titik waktu itu. | Aksi pendek, tuntas, sudah selesai. |
Durasi | Menekankan durasi dan proses. | Menekankan bahwa aksinya terjadi dan selesai. |
Fungsi dalam Cerita | Memberi atmosfer, setting, latar belakang. | Menjadi alur cerita utama, plot point, aksi penting. |
Contoh Skenario Film Pendek:
(EXT. JALANAN KOTA - MALAM HARI)
Malam itu dingin. Angin sedang bertiup kencang (The wind was blowing hard) dan beberapa lembar koran sedang beterbangan di trotoar (some newspapers were flying on the pavement). Aku sedang berjalan pulang (I was walking home), sambil mendengarkan musik lewat earphone-ku (I was listening to music through my earphones). Semuanya terasa normal.
Tiba-tiba, aku mendengar sebuah teriakan (Suddenly, I heard a scream). Aku langsung melepas earphone-ku (I immediately took off my earphones) dan melihat ke seberang jalan (and looked across the street). Aku melihat seorang wanita menunjuk ke arah gang gelap (I saw a woman who pointed towards a dark alley).
Lihat perbedaannya? Paragraf pertama (semua Past Continuous) berfungsi untuk melukiskan suasana. Paragraf kedua (semua Past Simple) menceritakan rentetan aksi utama yang terjadi selanjutnya. Tanpa paragraf pertama, ceritanya kurang hidup!
Waktunya Beraksi! Komik dan Kisah Gempa
Mari kita buat ini lebih visual dan personal!
Visual Aid: Adegan Komik Strip
Bayangkan sebuah komik strip sederhana dengan 3 panel:
PANEL 1:
Gambar: Seorang pria bernama Andi sedang duduk di sofa dengan nyaman sambil membaca buku. Di luar jendela, matahari bersinar cerah.
Teks Latar: Yesterday afternoon, Andi was relaxing on his sofa. He was reading a new novel.
PANEL 2:
Gambar: Tiba-tiba, seekor kucing melompat ke atas meja di sebelahnya dan menyenggol vas bunga.
Teks Latar: ...when his cat suddenly jumped onto the table.
PANEL 3:
Gambar: Vas bunga jatuh ke lantai dengan bunyi "PRAAANG!". Andi terkejut, bukunya terlepas dari tangan.
Balon Dialog Andi: "PUSSY!"
Content Idea: “What Were You Doing When…?”
Ini adalah latihan yang sangat kuat untuk merasakan fungsi Past Continuous. Coba ingat sebuah peristiwa penting dan tak terduga yang pernah kamu alami. Contoh paling umum di Indonesia adalah gempa bumi.
Pertanyaan Refleksi: What were you doing when the last big earthquake happened?
Contoh Kisah Pribadi (dari gempa yang pernah terasa di Palopo):I remember it clearly. It happened in the afternoon. I was teaching my students in the classroom. The sun was shining, and some students were getting a bit sleepy. I was explaining a grammar point on the whiteboard.
Suddenly, the whiteboard started to shake. At first, I thought a big truck was passing by, but the shaking grew stronger. My students stopped writing and looked at me with wide eyes. We all immediately ran out of the classroom.
Dengan struktur ini, pendengar atau pembaca bisa merasakan suasana normal "sebelum" kejadian dan betapa mendadaknya interupsi tersebut.
Tips Jitu dari Sutradara Andal
- Cari Aksi 'Background'. Saat menceritakan sesuatu, selalu bedakan mana aksi yang menjadi latar dan mana aksi yang menjadi plot utama. Latar → Continuous. Plot utama → Simple.
- Mantra `While` dan `When`. Ingat ini: While diikuti oleh aksi panjang (-ing). When seringnya diikuti oleh aksi pendek (Verb 2). *While I was studying, the lights went out. The lights went out when I was studying.*
- Gunakan untuk Membangun Atmosfer. Sebelum masuk ke inti cerita, lukiskan dulu suasananya. "Matahari sedang terbenam...", "Anak-anak sedang bermain di taman...", "Aku sedang mendengarkan lagu favoritku...". Ini akan menarik pembaca masuk ke dalam duniamu.
- Jangan Berlebihan! Past Continuous adalah bumbu, bukan hidangan utama. Cerita yang terlalu banyak menggunakan Past Continuous akan terasa lambat dan membosankan. Gunakan secara strategis untuk memberi penekanan. Alur cerita utamamu tetap dipegang oleh Past Simple.
Kesimpulan: Menjadi Sutradara Ceritamu Sendiri
Nah, gimana nih? Sudah mulai paham kan cara "mengeset panggung" dengan Past Continuous? Tenses ini mungkin bukan yang paling sering kamu gunakan, tapi saat kamu butuh untuk membuat cerita lebih hidup, dramatis, dan berwarna, dialah jagoannya.
Ingat ya, belajar Bahasa Inggris itu seperti belajar menjadi seorang sutradara film. Kamu perlu tahu kapan harus menggunakan wide shot untuk menunjukkan suasana (Past Continuous) dan kapan harus menggunakan close-up untuk menunjukkan aksi penting (Past Simple). Mengkombinasikan keduanya dengan tepat akan menghasilkan sebuah mahakarya cerita.
Jangan takut salah. Kesalahan paling umum adalah menggunakan Past Simple saat seharusnya Continuous, atau sebaliknya. Tapi itu hanya bisa diperbaiki dengan satu cara: praktik.
Jadi, mulailah bercerita! Latih dirimu dengan tantangan "What were you doing when...?". Ceritakan ke teman, tulis di buku harian, atau rekam suaramu. Semakin sering kamu menyutradarai ceritamu sendiri, semakin andal kamu dalam menggunakan semua "kamera" grammar yang ada. You were doing a fantastic job by reading this far! Now, go and tell your story!
Post a Comment for "Setting Panggung Cerita: Cara Jitu Pakai Past Continuous (Plus Kisah Gempa!)"
Post a Comment